Tampilkan postingan dengan label Klaim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Klaim. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 April 2019

Klaim Suara Prabowo-Sandi 62 %, BPN Jelaskan Proses Real Count Internal! Bagaimana Kondisi Sandiaga? - Tribun Timur



Klaim Suara Prabowo-Sandi 62 %, BPN Jelaskan Proses Real Count Internal! Bagaimana Kondisi Sandiaga?


TRIBUN-TIMUR.COM - Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden atau Capres-Cawapres 02 Prabowo-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini mengklaim memiliki suara 62 persen.


Jumlah rekap Real Count versi internal Capres 02 tersebut berbeda jauh dengan hasil quick count versi 10 lembaga survey yang merilis kemenangan justru di pihak Capres-Cawapres 01 Jokowi-Amin.


Baca: Bursa Pemain - 2 Pemain Baru Katrol Nilai Persib, Persija Batal Gaet Naturalisasi, SP Dapat 2 Pemain


Baca: pemilu2019.kpu.go.id - Hasil Real Count KPU Pilpres 2019, Jokowi-Maruf Turun dari 56,46 % ke 54,68 %


Kondisi tersebut tak pelak membuat banyak pihak ingin tahu seperti apa dasar alasan Capres 02 Prabowo mengklaim sebagai pemenang dengan perolehan suara mencapai 62 persen.


Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengatakan, hasil real count internal BPN bersumber dari saksi-saksi Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) di seluruh TPS di Indonesia.


Ia mengatakan, saksi-saksi mengirimkan foto-foto formulir C1 ke BPN dan DPP partai koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga.


"C1 itu dikirimkan oleh saksi untuk Pilpres maupun saksi untuk Pileg itu masuk ke DPP partai masing-masing ke BPN," kata Andre Rosiade saat ditemui wartawan di Media Center BPN, Jakarta, Jumat (19/4/2019).


Kalkulasi Foto C1 60 Persen


Andre Rosiade mengatakan, dari foto-foto C1 yang dikirimkan BPN hingga saat ini mencapai 60 persen.


Hal itu menjadi alasan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mendeklarasikan kemenangannya.




Read More

Kamis, 18 April 2019

Klaim Raih Suara 62 Persen, Dari Mana Sumber Data Kubu Prabowo? - IDN Times

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali mengklaim kemenangan mereka di pilpres 2019. Klaim ini disampaikan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (18/4).

Klaim serupa pernah disampaikan Prabowo pada Rabu kemarin, tak lama usai waktu pencoblosan berakhir. Bedanya, deklarasi kemenangan kali ini didampingi Sandiaga Uno. 

"Saya dan saudara Sandiaga Salahudin Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2019-2024 berdasarkan penghitungan lebih dari 62 persen," ujar Prabowo. 

Publik pun bertanya-tanya dari mana angka penghitungan 62 persen itu berasal. Apalagi angka tersebut bertentangan dengan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei.

Dari empat lembaga survei yang digandeng oleh IDN Times, rata-rata kubu Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 54 persen suara. Sementara, suara Prabowo-Sandi ada di angka 46 persen. 

Berikut respons dari kubu Prabowo-Sandiaga. 

1. Kubu Prabowo mengklaim angka 62 persen diperoleh dari real count di ratusan ribu TPS

Klaim Raih Suara 62 Persen, Dari Mana Sumber Data Kubu Prabowo?IDN Times/Irfan Fathurohman

Di dalam pernyataan kemenangannya, Prabowo mengatakan angka 62 persen itu bersumber dari formulir C1 yang sudah mereka hitung di ratusan ribu TPS. 

"Ini berdasarkan penghitungan real count dan C1 yang telah kami rekapitulasi," kata Prabowo malam ini di kediamannya. 

Sementara, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Andre Rosiade, saat ini proses penghitungan sudah dilakukan di lebih dari 300 ribu TPS. Bahkan, ia mengaku sudah diyakinkan oleh para ahli statistik, hasil penghitungan itu tidak akan berbeda jauh dengan penghitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Suara Pak Prabowo mencapai 62 persen, itu berdasarkan real count," kata Andre pada Rabu (17/4). 

https://www.youtube.com/embed/kK2MzsmemX0

Baca Juga: Hasil Hitung Sementara KPU, Prabowo-Sandi Unggul dari Jokowi-Ma'ruf

2. Prabowo mengklaim memiliki bukti terjadi kecurangan dalam pemilu 2019

Klaim Raih Suara 62 Persen, Dari Mana Sumber Data Kubu Prabowo?ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Dalam deklarasi kemenangannya pula, Prabowo menyebut timnya sudah mengantongi bukti adanya kecurangan yang terjadi selama pemilu 2019. 

"Oleh sebab itu, kemenangan ini kami deklrasikan lebih cepat, karena kami punya bukti bahwa telah terjadi usaha-usaha dengan beragam kecurangan yang terus terjadi di berbagai desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia," kata Prabowo. 

Sementara, ketika media bertanya kepada Andre siapa ahli statistik yang diajak untuk menghitung real count di TPS, ia mengaku tidak tahu. 

"Saya tidak tahu," ujar Andre. 

Ia mengatakan tidak berada di lokasi ketika membahas soal hasil penghitungan real count C1. 

3. BPN mengancam akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi apabila data di KPU berbeda

Klaim Raih Suara 62 Persen, Dari Mana Sumber Data Kubu Prabowo?ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Lalu, apa sikap BPN apabila hasil penghitungan resmi KPU ternyata berbeda jauh dengan real count versi kubu capres nomor urut 02? Menurut Andre, pihak mereka siap membawa kasus itu ke Mahkamah Konstitusi. Langkah serupa sudah pernah ditempuh ketika Prabowo kalah dari Jokowi di pemilu 2014. 

"Jadi, gini kalau misalnya real count kami berbeda dengan data di KPU, tapi kami temukan kecurangan yang massif, terstruktur, ya mungkin saja kami akan gugat ke MK," kata Andre di kediaman Prabowo. 

4. Lembaga survei Cyrus Network menantang kubu Prabowo buka-bukaan data survei internal

Klaim Raih Suara 62 Persen, Dari Mana Sumber Data Kubu Prabowo?IDN Times/Prayugo Utomo

Melihat Prabowo-Sandiaga Uno yang begitu semangat mengumumkan kemenangan, maka CEO lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi menantang kubu capres nomor urut 02 itu untuk buka-bukaan data. Hasan mengaku heran dari mana tim Prabowo bisa mengklaim telah memperoleh 62 persen suara. Sementara, hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga justru mengungkap angka yang berbeda. 

Berdasarkan hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei menunjukkan Prabowo-Sandiaga meraih 46 persen suara. Oleh sebab itu, Hasan menantang tim Prabowo untuk buka-bukaan data hasil survei internal yang telah mereka lakukan. 

"Kami pun juga akan membuka data yang kami miliki. Mari kita buka-bukaan saja di depan publik," kata Hasan dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Kamis (18/4). 

Lagipula, kata Hasan, apabila kubu Prabowo memang benar melakukan exit poll atau hitung cepat, maka datanya tidak akan bisa dibohongi. 

"Sebab, data dari hulu hingga ke hilir akan diperiksa secara menyeluruh. Sekarang yang menjadi pertanyaan, berani gak? Dalam waktu satu hingga dua hari ke depan, akan saya tunggu. Buka-buka datanya boleh juga dilakukan di depan akademisi atau kampus," tutur Hasan. 

Namun, Hasan memberikan satu syarat apabila mau buka-bukaan data. Syaratnya yakni aksi buka-bukaan data survei itu boleh dipublikasikan oleh media. 

Baca Juga: [BREAKING] Prabowo: Saya dan Sandiaga Deklarasikan Kemenangan Pilpres




Read More

Rabu, 17 April 2019

Klaim Menang Pilpres 55,4 Persen! Prabowo Minta Pendukungnya Lawan Kebohongan - Pos-Kupang.com


Klaim Menang Pilpres 55,4 Persen! Prabowo Minta Pendukungnya Lawan Kebohongan


POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Calon presiden 02 Prabowo Subianto mengklaim pihaknya meraih kemenangan dalam Pemilu 2019.


Dia pun meminta para pendukungnya untuk tetap fokus mengawal kotak suara.


"Kita fokus mengawal kotak suara karena kotak suara itu kunci kemenangan kita, agar kebogonganp-kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).


Prabowo mengklaim pihaknya menang berdasarkan hasil hitung cepat dan exit poll yang dilakukan pihaknya.


Hasil Quick Count Sementara 10 Lembaga untuk Pilpres 2019, Jokowi Unggul Atas Prabowo


Hasil Hitung Cepat Pilpres 2019 di Tiap Provinsi, Prabowo Unggul di 19 Provinsi, Jokowi 13 Provinsi


Dia menyebut hasil exit poll menyebutkan Prabowo-Sandiaga meraih kemenangan sebesar 55,4 persen.


Sedangkan hasil hitung cepat internal menyebut pasangan calon 02 meraih kemenangan 52 persen.


"Saya tegaskan di sini, kepada para pendukung saya untuk sama sekali tidak terprovokasi dan menghindari semua bentuk tindakan berlebihan, tindakan di luar hukum, dan tindakan kekerasan," ucap Prabowo.


Berdasarkan hasil hitung cepat sementara lima lembaga survei, Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandiaga.


Berikut rangkuman hasil quick count 10 lembaga hingga pukul 19.40 WIB, dari berbagai sumber.




Read More

Klaim Menang, Prabowo Sujud Syukur Tapi Tanpa Sandiaga Uno - Suara.com

Suara.com - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto melakukan sujud syukur setelah mengklaim memenangkan Pilpres 2019 dengan perolehan suara mencapai 62 persen.










Hal tersebut dilakukan Prabowo di depan kediamannya, jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) malam.










Namun, Prabowo kala itu tak didampingi oleh sang cawapres, Sandiaga Uno. Hingga kekinian, keberadaan Sandiaga Uno masih belum diketahui.











"Saya mau kasih update, berdasarkan real count kita, kita sudah berada di posisi 62 persen. Ini adalah hasil real count ya. Dalam posisi lebih dari 300 ribu TPS sudah masuk. Saya juga sudah diyakinkan ahli-ahli statisik, bahwa angka ini tidak akan berubah banyak," ujar Prabowo.










Setelah menyampaikan pidatonya, Prabowo mengucapkan takbir sebanyak tiga kali. Setelahnya ia melakukan sujud syukur.










Namun, Prabowo hanya didampingi oleh sejumlah tim sukses seperti Rahmawati Soekarnoputri, Yusuf Martak, Ketua Majelis Syuro PSK Salim Segaf Al Jufri serta Sekjen PKS Mustafa Kamal, dan Eggi Sudjana. Tak ada Sandiaga Uno.










Sementara berdasarkan banyak lembaga survei yang menggelar hitung cepat perolehan suara Pilpres 2019, Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin sementara unggul.










Keunggulan Jokowi – dan Maruf Amin berada pada median 55 persen. Sementara rerata persentase suara Prabowo – Sandiaga berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei adalah 45 persen.



































Read More

Klaim Menang Pilpres, Prabowo Sujud Syukur - KOMPAS.com

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sujud syukur usai mengklaim kemenangan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019).Istimewa

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sujud syukur usai mengklaim kemenangan di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4/2019).






JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden Prabowo Subianto mengklaim memenangi Pilpres 2019. Ia bahkan merayakan kemenangan sepihak dengan melakukan sujud syukur.


Hal itu dilakukan Prabowo dan sejumlah pendukungnya seusai jumpa pers di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) malam.


Awalnya, Prabowo mengklaim bahwa hasil penghitungan sementara yang dilakukan internal, dirinya dan Sandiaga Uno sudah memperoleh 62 persen suara.


Baca juga: Hasil Quick Count Sementara 10 Lembaga untuk Pilpres 2019


"Ini adalah hasil real count dalam posisi lebih dari 320.000 TPS," kata Prabowo disambut sorak sorai para pendukung.


Prabowo meyakini persentase tersebut tidak akan berubah banyak hingga akhir penghitungan dan tidak berbeda dengan rekapitulasi resmi KPU.


Baca juga: Klaim Menang, Prabowo Sujud Syukur Tanpa Sandiaga


"Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia. Saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia. Bagi saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela. Saya akan dan sudah menjadi presidennya seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo.


Setelah berorasi menyampaikan kemenangan, Prabowo melakukan sujud syukur. Prabowo dan beberapa orang kemudian bersujud menghadap kiblat.


Sementara para pendukungnya bersorak-sorai.


















Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:














Read More

Klaim Menang Pilpres, Prabowo Janji Rangkul Kubu Jokowi - CNN Indonesia




Jakarta, CNN Indonesia -- Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali mengklaim perolehan suara Pilpres 2019 sebesar 62 persen, meninggalkan jauh raihan suara Joko Widodo-Ma'ruf berdasarkan

real count

pihaknya. Atas klaim itu, Prabowo pun mendeklarasikan diri sebagai pemenang Pilpres 2019.

Prabowo bahkan menyebut dirinya bakal jadi presiden berbekal hitungan dari pihaknya. Di hadapan para pendukungnya, ia berjanji bakal menjadi presiden bagi seluruh rakyat.

"Saya akan jadi presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," Prabowo di depan kediamannya di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).

Prabowo pun berjanji ke depan sebagai presiden dirinya bakal tetap merangkul pendukung lawan.

"Bagi saudara-saudara yang membela 01 tetap kau akan saya bela," ujar dia.

Ucapan Prabowo tersebut kemudian diikuti oleh gemuruh para pendukungnya. Pekik takbir dan teriakan kemenangan terus menggema setelah Prabowo berorasi di atas panggung.

Mantan Danjen Kopassus TNI itu mengklaim dirinya sudah memenangi pemilu dengan perolehan suara 62 persen. Ia menyebut angka itu berasal dari penghitungan riil pihaknya dari 320.000 TPS.

Seusai orasi tersebut, Prabowo yang ditemani oleh petinggi parpol pendukung, ulama, dan tokoh masyarakat, meninggalkan panggung. Sebelum itu, ia menyempatkan diri memekikkan takbir lalu sujud syukur.

[Gambas:Video CNN] (bin/osc)






Read More

Klaim Menang, Prabowo Minta Pendukungnya Lawan Kebohongan - KOMPAS.com


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden 02 Prabowo Subianto mengklaim pihaknya meraih kemenangan dalam Pemilu 2019. Dia pun meminta para pendukungnya untuk tetap fokus mengawal kotak suara.

"Kita fokus mengawal kotak suara karena kotak suara itu kunci kemenangan kita, agar kebogonganp-kebohongan yang sudah dilakukan bisa dilawan," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).


Prabowo mengklaim pihaknya menang berdasarkan hasil hitung cepat dan exit poll yang dilakukan pihaknya.


Baca juga: Jokowi-Maruf Unggul Sementara Versi Quick Count 5 Lembaga


Dia menyebut hasil exit poll menyebutkan Prabowo-Sandiaga meraih kemenangan sebesar 55,4 persen. Sedangkan hasil hitung cepat internal menyebut pasangan calon 02 meraih kemenangan 52 persen.

"Saya tegaskan di sini, kepada para pendukung saya untuk sama sekali tidak terprovokasi dan menghindari semua bentuk tindakan berlebihan, tindakan di luar hukum, dan tindakan kekerasan," ucap Prabowo.


Baca juga: Prabowo Sebut Lembaga Survei Bekerja dengan Pihak Tertentu Giring Opini Dirinya Kalah

Berdasarkan hasil hitung cepat sementara lima lembaga survei, Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandiaga. Berikut rangkuman hasil quick count lima lembaga hingga pukul 16.05 WIB:


1. Litbang Kompas data 57,2 persen


Jokowi-Ma'ruf: 54,9 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,1 persen

2. Indobarometer data 57,08 persen


Jokowi-Ma'ruf: 52,92 persen

Prabowo-Sandiaga: 47,08 persen

3. Charta Politika data 72,13 persen


Jokowi-Ma'ruf: 54,74 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,26 persen

4. Poltracking Indonesia data 71,15 persen


Jokowi-Maruf: 55,12 persen

Prabowo-Sandiaga: 44,88 persen

5. Indikator Politik Indonesia data 64,85 persen


Jokowi-Maruf: 54,94 persen

Prabowo-Sandiaga: 45,06 persen


Hasil quick count ini bukan hasil resmi. KPU nanti akan melakukan rekapitulasi secara berjenjang untuk menetapkan pemenang Pilpres 2019.






Read More

Senin, 15 April 2019

Jawab Klaim Nurmantyo, Menhan: TNI Tak Mungkin Ambil Uang Rakyat - BeritaSatu




Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pertahanan RI Ryamizad Ryacudu menegaskan bahwa TNI tidak mungkin mengambil uang rakyat untuk meningkatkan anggaran institusi tersebut, seperti kritik yang disampaikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.


"Sudah lah Gatot, anggaran pertahanan kita saat ini Rp 108 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya hanya Rp 50-60 triliun," kata Ryamizad di Jakarta, Senin (15/4/2019).


Dia mengatakan TNI tidak mungkin mengambil uang rakyat untuk meningkatkan anggaran institusi tersebut.


Ryamizad mengatakan TNI merupakan tentara rakyat sehingga kebutuhan rakyat yang harus diutamakan.


"Kalau di India, militernya kuat namun rakyat banyak yang miskin, ketika musim panas mereka mati kepanasan, lalu saat musim dingin mereka mati kedinginan. Jangan sampai itu terjadi di Indonesia," ujarnya.


Dia menilai tidak tepat menomorduakan kepentingan rakyat karena pertahanan negara melawan ancaman nyata dan belum nyata.


Menurut dia, ancaman nyata tidak terlalu banyak seperti teroris, gempa bumi, dan narkoba dan ancaman belum nyata seperti perang besar yang kalau mau terjadi ada indikasi yang bisa diantisipasi.


"Masa TNI sebagai tentara rakyat, rakyat di nomor duakan, nomor satu adalah rakyat. India itu militernya nomor satu di Asia, tapi banyak rakyat tidak punya rumah, masa Indonesia mau seperti itu," katanya.


Sebelumnya, mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengkritisi TNI, dari sisi anggaran dan pengisian jabatan.


Gatot Nurmantyo mencontohkan pencopotan Mayjen TNI Ilyas Alamsyah Harahap dari jabatan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.


"Begitu saya turun, semua yang terbaik dicabut. Kepala Badan Intelijen Strategis Mayjen TNI Ilyas, dia yang menyelesaikan Poso, tapi justru dicopot sekarang tanpa jabatan," katanya.


Gatot juga menilai anggaran TNI saat ini berada dalam situasi yang tidak memadai. Menurut dia, institusi TNI yang terdiri dari tiga matra, yaitu darat, laut, dan udara, memiliki lebih dari 455 ribu personel.


TNI dengan departemen pertahanan, markas besar, ratusan pesawat terbang tempur, ratusan kapal perang, ribuan tank, dan senjata berat, hanya mendapat anggaran sebesar Rp 6 triliun.


Dia mengatakan anggaran itu dibagi-bagi dan departemen pertahanan hanya mendapatkan Rp 1 triliun, tiga matra masing-masing mendapatkan Rp1 triliun lebih, dan Markas Besar TNI Rp 900 miliar.


Gatot membandingkan dengan institusi lain yang tidak mempunyai pesawat tempur, senjatanya pendek, dan hanya memiliki sedikit senjata panjang serta jumlah personel tidak sampai 3.000 namun anggarannya mencapai Rp 4 triliun.


Sumber: ANTARA



Read More